Segala puji bagi Allah Ta’ala, masih diberinya kesempatan kepadaku untuk melakukan puasa,harapanku ibadahku lebih baik dibanding waktu-waktu yang lalu dan mendapat pengampunan Allah Ta’ala.

Ingin kukisahkan disini suatu percakapan singkat anak-anak yang berumur sekitar 4-5 tahun. Saya sekarang Alhamdulillah tinggal dilingkungan pesantren di daerah Gowa. Beberapa rumah disana ada yang lumayan cantik dan beringkat, disamping itu ada yang masih berupa rumah dengan berdinding kayu yang kelihatan sudah tua. Depan rumah sekitar 50 meter dari rumah yang kutempati tinggal sebuah keluarga dengan keadaan yang sangat tidak memadai untuk dihuni 7 orang yang sebagian besarnya masih anak-anak.

Awal ramadhan lepas sholat maghrib sayapun pulang. Ditengah jalan saya mendengarkan percakapan antara anak dari tetangga saya dengan 2 anak lainnya umur mereka sebaya sekitar 4-6 tahun, mereka berbincang mengenai makanan buka puasa, berikut beberapa percakapan mereka (isi percakapan saya ubah sedikit tapi intinya sama) :

anak 1 : enaknya kuenya, ada pisang gorengku juga

anak 2 : dirumahku ada juga kue, enakki

anak tetanggaku : ada juga  es buahku dibawa sama umminya fulanah, ada juga kue diberi sama fulan dan fulanah

anak 1: kau banyak dikasi karena orang miskinko (kamu orang miskin)

(apa jawaban anak tetanggaku) inilah dia yang buat saya berpikir tentang sesuatu , jawabannya adalah

anak tetanggaku berkata:” biarmi ( tidak apa-apa / biar saja) saya miskin , kalau di akhirat orang kaya akan lama masuk surga, kalau orang miskin cepatki (cepat masuk surga)…..” anak ini punya jawaban , sekalipun kemungkinan besar ia belum mengethui apa yang ia katakan , maklum masih anak-anak. Inilah jawaban yang saya jadikan judul kali ini.

Tetanggaku itu mudah-mudahan Allah Ta’ala memberkahinya, punya seorang istri dengan 5 orang anak yang masih kecil-kecil. Rumahnya  sempit, pintu rumahnya terdiri hanya dari bingkai tripleks yang disandarkan begitu saja, dia harus ke makassar untuk mencari nafkah sehingga pulang hanya sekali sepekan. Namun dari Jawaban anak tadi membuktikan bahwa dia membekali anaknya dengan kesyukuran sehingga tidak rendah diri dihadapan manusia dan mengharapkan suatu janji dari Allah Ta’ala bagi orang yang beriman sekalipun di dunia dia tidak memiliki apa-apa.

Anak kecil itu memang belum mengerti apa-apa tentang apa yang dia katakan, tapi sebagai nasehat bagi kita semua bahwa “Kekayaan tidak bisa dibanggakan di akhirat kalau tidak digunakan sebaik-baiknya dijalan Allah Ta’ala, sebaliknya orang miskin jika dia beriman dan bertaqwa kepada Allah Ta’ala dalam kemiskinannya didunia maka cukuplah hadits berikut yang akan menghiburnya dan menjadi kebanggaannya di akhirat  ”
“Orang – orang miskin akan masuk surga 500 tahun lebih dahulu daripada orang –orang kaya” (HR. Tirmidzi, dia berkata, “Hadits shahih”, dari Abu Hurairah ra.)

hadits lainnya menunjukkan kebanyakan penghuni surga adalah orang miskin sebagaimana ucapan Nabi SAW. dari Usamah bin Zaid ra.,

“Qumtu ‘alaa baabil jannati faidzan ‘aammatu man dakhalahaal masaakiinu” yang artinya “Aku pernah berdiri di pintu surga, ternyata kebanyakan orang – orang yang masuk kedalamnya adalah orang – orang miskin” (HR. Bukhari – Muslim

Mungkin anda beranggapan karena memang Jumlah Orang miskin memang lebih banyak daripada jumlah orang kaya didunia ini jadi wajar saja penghuni surga lebih banyak yang miskin. Toh kalaupun anda berpikir begitu dan dengan nikmat Allah Ta’ala anda memiliki kekayaan yang lebih, maka persiapkan diri anda untuk menjadi orang kaya yang menjadi penghuni surga.

Semoga Allah Ta’ala mengampuniku dan anda sekalian dalam kesalahan dan dosa yang kita lakukan serta menunjukkan kepada kita jalan kebaikan yang mengantarkan ke jalan SurgaNya. Amiin